Selama dua hari saya berlibur di Gisting, salah satu daerah terdingin di wilayah Lampung. Hari ini saya akan kembali lagi ke Bandar Lampung. Dalam perjalanan pulang, saya duduk dengan seorang akhwat juga dan ini membuat saya nyaman. Terlihat dari wajahnya ia tampak tahun lebih muda dari saya. Saya menyapanya berkenalan dan menanyakan aktifitasnya. Iapun mulai bercerita.
“3 tahun yang lalu, saat pengumuman hasil Ujian Nasional, saya tak lulus di pelajaran Bahasa Inggris mba, nilai saya hanya kurang beberapa angka di belakang koma.” Ia mulai bercerita. “Lalu saya ikut tes paket C. Karena saya tak lulus kan berarti tak ada Universitas Negeri di tahun itu yang mau menerima saya toh… lalu saya dendam mba. Apa saya benar-benar bodoh di pelajaran Bahasa Inggris?” Ia hampir menangis. “Saya pun mengambil kuliah di perguruan tinggi swasta dan tak tangung-tanggung mba saya mengambil S1 Sastra Inggris. Saya mulai berjuang dan terus berjuang. Hasilnya sekarang saya mampu menguasai bahasa internasional itu dan membuka kursus Inggris untuk anak-anak disekitar rumah saya.” Ia mengakhiri ceritanya.
Saya mencermati kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya. Dulu saya pun merasa malas untuk masuk sekolah jika di hari itu ada mata pelajaran yang tidak saya suka. Ah… ia memberikan pencerahan pada saya, bahwa tak semua apa yang menurut baik bagi saya adalah sesuatu yang memang pantas untuk saya. Dan tak semua apa yang buruk bagi saya menurut saya adalah yang terburuk untuk hidup saya. Tak ada yang tak bisa kita lakukan jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh dan menyertainya dengan doa.”Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar