Kamis, 11 Maret 2010

"Mengapa?"


Bukankah kata mengapa selalu dipasangkan dengan karena?
Tapi mengapa kali ini aku tak temukan kalimat setelah karena itu?
Tak bisa ku ikat mengapa dan karena dalam satu simpul yang sama…

Mengapa aku tak tahu alasannya?????
Mengapa? Mengapa? Mengapa?

Apa mungkin keinginanku terlampau sederhana atau bahkan terlalu muluk? Hingga IA belum izinkan aku menggapai ingin itu.

Rabbi… jika ini pilihanMu,
maka siapkan aku untuk menerima semuanya
Sediakan banyak airmata untukku
Walau tangisan itu tak bisa memberikan alasan ‘mengapa?’
Biarlah tangisan itu meredakan sejenak emosiku,
sedihku, gamangku, kecewaku…
Beri aku lahan kesabaran yang luas
di hati dan jiwaku.

Seperti pelangi yang diberikan bumi
Setelah langit tumpahkan tangisnya….
Rabbi, sediakan pula senyum untukku
Agar mereka tak usah tau lukaku….
Dan memaksa bertanya ‘mengapa?’

_menjelang Maghrib, 080310_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar